Anas Pintu Masuk Kasus Hambalang?
REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Pakar komunikasi politik Universitas Indonesia Ari Junaedi mengatakan
Anas Urbaningrum adalah pintu masuk bagi Komisi Pemberantasan Korupsi untuk
membongkar kasus proyek Hambalang.
"Anas
bisa jadi kunci pembuka dan 'whistle blower' bagi KPK untuk menyelesaikan kasus
Hambalang.Makanya KPK tidak boleh ragu," kata Ari saat dihubungi di
Jakarta, Senin.
Menurut
Ari, sesuai dengan komitmen Anas saat mundur sebagai Ketua Umum Partai Demokrat
pada Februari 2013 lalu, mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu
mengatakan tindakannya tersebut baru lembaran pertama yang akan berlanjut pada
lembaran kedua, ketiga dan seterusnya
"Saat
dia (Anas) mengundurkan diri itu, itu baru lembar pertama.Masyarakat menunggu
lembar selanjutnya dibuka, dibuka rahasianya," katanya.
Ari
berharap lembaga anti korupsi itu bisa terus menguak kasus dugaan pemberian
hadiah terkait pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah (P3SON) di
Hambalang secara berani dan sungguh-sungguh
Pasalnya,
Anas sebagai mantan Ketua Umum Partai Demokrat serta mantan Ketua Fraksi
Demokrat dipastikan banyak memiliki informasi yang bisa dijadikan acuan dalam
penyelesaian kasus itu
"Jangan
sampai ini hanya berhenti di Anas.Status Anas juga seharusnya bisa lebih bebas
jika KPK ingin kasusnya dibuka.Intinya kalau ada niat dari Anas untuk membuka
rahasia dan ada kesungguhan KPK, pasti bisa diungkap," katanya.
Anas
Urbaningrum ditahan di rumah tahanan KPK sejak 10 Januari 2014 dalam kasus
dugaan pemberian hadiah terkait pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan
Sekolah (P3SON) di Hambalang dan proyek-proyek lain.
Anas
ditetapkan sebagai tersangka pada 22 Februari 2012 berdasarkan pasal 12 huruf a
atau huruf b atau pasal 11 UU no 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah menjadi
UU no 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi jo pasal 55
ayat 1 ke-1 KUHP.
Dalam
surat dakwaan mantan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora sekaligus
Pejabat Pembuat Komitmen dalam proyek Hambalang Deddy Kusdinar, Anas disebutkan
menerima Rp2,21 miliar untuk membantu pencalonan sebagai ketua umum dalam
kongres Partai Demokrat tahun 2010 yang diberikan secara bertahap pada 19 April
2010 hingga 6 Desember 2010.
Uang
itu diserahkan kepada Anas digunakan untuk keperluan kongres Partai Demokrat,
antara lain membayar hotel dan membeli "Blackberry" beserta kartunya,
sewa mobil bagi peserta kongres yang mendukung dirinya, dan juga jamuan serta
hiburan.
Analisis :
Benih korupsi di Indonesia terus
berkembang biak, menjalar kemana-mana dan menjadi benalu di Indonesia. Angka
korupsi para pejabat semakin bertambah. Lantas bagaimana nasib rakyat? Apakah
para pejabat tidak memiliki moral dan etika sehingga mereka mampu
menyalahgunakan uang rakyat?
Negara Indoneisa bisa saja disebut
negara gagal, karena selama ini yang terjadi di Indonesia tidak lain tidak
bukan adalah korupsi. Tidak heran jika utang Indonesia belum kelar dibayar
sampai saat ini, akibatnya jutaan orang miskin masih terlantar di permukaan
tanah Indonesia.
Korupsi bisa dimulai dari para
pejabat yang menyalahgunakan wewenang dan kepercayaan semua pihak terhadap
dirinya. Dimulai dari pejabat RT/RW sampai pejabat yang bertugas sebagai
perwakilan rakyat. Dimana seseorang yang memangku jabatannya, akan disumpah menurut agama dan berjanji
dengan sungguh-sungguh disaksikan oleh banyak orang.
Selain itu, KPK harus bekerja secara
tegas dan besungguh-sungguh. Jika, lembaga tersebut tidak bekerja secara
profesional, maka dimanakah keadilan untuk rakyat?
Didalam kasus ini sangat dibutuhkan
keterbukaan demi kelancaran membuka dalang dibalik kasus Hambalang. Yang telah
menyeret beberapa anggota DPR yang sejatinya wakil rakyat tetapi mengambil duit
rakyat dan seorang menteri yang sejatinya adalah pembantu priseiden tetapi ikut
mengantongi uang rakyat.
Oleh karena itu yang dibutuhkan
Indonesia saat ini adalah perubahan mendasar. Agar tercipta kesadaran tentang
akibat buruk dari korupsi tersebut, sehingga kedepannya tercipta masyarakat yang
saling memahami dan tercipta Indonesia yang sejahtera.
Comments
Post a Comment